GW MERASA TERHORMAT IKUT JOKOWI, DARI PADA JADI PEMAKI DENGAN MELEPAS AKAL BUDI.
Teman2 yg masih waras banyak tanya ke gw: loe di maki2 pendukung GP yg marah karena loe beralih dukungan sih.
Gw jawab, jgn kan gw yg cuma tai tikus di negeri ini, wong pak Jokowi yg masih presiden aja di caci maki, di vonis seperti orang yg nir kebaikan, padahal beliau masih presiden RI sampai Oktober 2024. Padahal output dari keputusan pak Jokowi dalam mengurus negeri ini masih dinikmati rakyat bersama2 tak terkecuali kaum pemaki.
Jujur sempat 1 bulan gw berfikir sambil melihat langkah yg di jalankan pak Jokowi. Akhirnya gw putuskan: gw tetep berkiblat pada setiap langkah pak Jokowi karena yg pak Jokowi lakukan adalah buat Indonesia, bukan pura2 seperti capres01 dan capres03.
Orang marah itu ga bisa mengontrol hati dan pikiran, yg tidak sejalan dgn pikiran dan hatinya dianggap musuh mereka.
Kita maklum saja kalau sdg pemilu dan pilpres Mazhab di Indonesia 4 di tambah capres jadi 7. Diluar Syafi’i, Maliki, Hambali dan Hanafi. Ada Mazhab Anis, Prabowo, dan Ganjar.
Tapi ya ga apa², yg pntg kiblatnya tetap Indonesia. Bukan Israel dan Palestina.
Alasan dasar membenci PS yg pernah juga saya lakukan adalah karena latar belakangnya, semua orang klir ttg ini. Tapi kan bak menepuk air didulang, terpercik muka sendiri. Negeri ini jadi ba*ci.
Lha PS sudah nyapres 3 kali, kemana institusi dan konstitusi negara kalau disana ada hal yg menyangkut hukum yg belum di selesaikan. Kenapa PS lolos memenuhi persyaratan, ini pertanyaan besar utk negara, jangan kita yg di tanya.
Kalian pasti ada jawabnya, dan yg pasti jawaban benar menurut kalian. Didalam nya ada muatan moral, etika, akhlak, dst. Tapi begitu ada penolakan UU perampasan aset koruptor kalian terdiam.
Bukan mengabaikan urusan HAM atau sejenisnya, tapi apakah korupsi lebih terhormat dari pelanggaran yg terus di ngiangkan itu. GP juga pernah kena kasus e-KTP. Harun Masiku juga masih belum ketemu.
Apa itu bukan kejahatan. Tapi ya itu tadi jahat dan tidak jahat, ada di Mazhab siapa. Kalau di Mazhab kita ada dalilnya, kalau di Mazhab orang harus di serang.
Jadi santuy sajalah, gw maklum saja atas semua kemarahan yg karena tidak sejalan, tapi gw tetap tidak mau menjadi pengganggu di jalan.
Gw tetap di belakang kalian, kalaupun sesekali gw salip kalian itu karena kalian mampir di rest area.
Sampai ketemu di tujuan, yg masih marah jogetin aja..
Pinjam dulu 100.