Lagi-lagi petugas pajak bekerja tidak sesuai harapan rakyat. Bekerja tidak selayaknya seorang pelayan masyarakat. Malah lebih cenderung ke pagar makan tanaman. Sudah seharusnya petugas pajak itu jelas orangnya. Karena biar bagaimana, semua petugas adalah di gaji rakyat.
Model seperti ini menjadi selah bagi para oknum-oknum untuk memanfaatkan data masyarakat. Hal ini tentu merugikan negara, karna bukan tidak mungkin. Petugas pajak jadi memiliki peluang kesempatan untuk ‘menakut-nakuti’ masyarakat dengan tulisan maupun lisan.
Padahal sekelas kantor pajak, sudah menghabiskan anggaran duit negara berapa triliun pertahunnya ?
Masakan untuk lapor pajak online saja, masih tidak sempurna. Ujung-ujungnya masyarakat harus datang untuk melapor.
Lalu apa gunanya ada komputer di kantor pajak ? Jika ternyata, komputer itu tidak bisa di gunakan sebagaimana seharusnya. Bukannya memperingan dan mempermudah malahan mempersulit. Apakah dengan begini, oknum-oknum di kantor pajak jadi mendapatkan ‘sampingan’ ?
Sudah waktunya Kemenkeu memberhentikan semua petugas pajak dengan tidak hormat, agar sistem dan mekanisme usang ini tidak di pakai lagi.
Seharusnya petugas pajak itu terbuka dengan identitas nya, sehingga masyarakat tau bagaimana menyikapinya ketika di hubungi petugas pajak. Bukan seperti siluman.
Sudah ada aplikasi video call dan zoom, ini bisa di gunakan untuk efisiensi waktu bagi masyarakat dan petugas pajak. Petugas pajak bisa memperkenalkan diri sesuai identitasnya. Sehingga masyarakat tau berhubungan dengan siapa.
Dan jelas duit rakyat memang masuk ke negara bukan ke oknum-oknum petugas pajak yang tidak di ketahui identitasnya oleh pelaku pembayar pajak.