SOEMPAH PEMOEDA adalah sejarah bahwa kemerdekaan itu adalah bersama – sama para pemoeda- pemoedi bergerilya melawan penjajah. Tempo Dahoeloe penjajah bangsa Indonesia adalah Negara Asing. Berbeda dengan sekarang ini.
Penjajah sekarang ini adalah mereka yang terlena asyik dalam sekelompok orang yang memiliki posisi & jabatan untuk menggendoetkan peroet & kolesterol. Tidak perduli dengan rakyat. Di mata mereka rakyat adalah orang miskin yang malas belajar sehingga jadi bodoh.
Penjajah sekarang ini adalah mereka yang selalu meneriakkan agama pada saat berpolitik untuk meraup suara rakyat. Penjajah sekarang ini adalah mereka yang tak menghormati arti dari;
” SOEMPAH PEMOEDA ”
Mungkin mereka terlalu asyik memperkaya diri dengan menjarah Tanah Air Jaya Sakti & menodai Ibu Pertiwi atas nama Bela Negara. Mereka lupa, bahwa sebenarnya negara itu adalah rakjat.
Peringatan- peringatan hari kenegaraan ber kali- kali di lalui. Tidak ada makna, tidak ada arti. Hanya perayan simbolik semata. Rakyat hanya terus-terusan di jajah. Oleh mereka yang berteriak-teriak atas nama rakjat. Sejatinya mereka bukanlah lahir dari rahim Ibu Pertiwi.
Hari SOEMPAH PEMOEDA sejogjanja adalah penghormatan kepada Pemoeda- Pemoedi Bangsa Indonesia. Hari SOEMPAH PEMOEDA sejogjanja adalah penghargaan kepada generasi moeda sebagai generasi peneroes bangsa. Hari SOEMPAH PEMOEDA bukan hanya di jadikan hari peringatan.
Soedah waktoenja kini PEMOEDA-PEMOEDI BANGSA INDONESIA BERSATU DALAM KE BHINEKA TUNGGAL IKA AN untuk hidoep fanatik kepada PANTJA SILA. Boekan pada agama. Karna tidak semoea agama mengadjarkan tentang tjinta kasih kepada sesama saudara-saudari sebangsa setanah air.
Agama joestroe didjadikan sebagai pemetjah, agama joestroe di djadi kan alasan untuk menghalalkan pembenaran. Agama joestroe di djadikan sebagai alat berpolitik yang tjenderoeng mengadoe domba sesama saoedara sekandoeng ibu pertiwi.
Padahal,
SOEMPAH PEMOEDA tidak & boekan berbicara tentang agama !
Agama djoestroe mendjadikan sesama anak bangsa tebelah. Agama djoestroe mendjadikan sesama pemoeda-pemoedi kehilangan arah. Agama djoestroe mengaboerkan ideologi & falsafah negara di setiap warga negara.
Padahal,
Bapak Ibu Pahlawan Kemerdekaan, berkorban oentoek berdjoeang melawan pendjajah. Mereka berkorban & berdjoeang atas perasaan senasib seperdjoeangan. Mereka tergabung dalam BHINNEKA TUNGGAL IKA karna ingin MERDEKA !
” SOEMPAH PEMOEDA “