Krisis tetap tak terbendung. Gerakan Aku Cinta Rupiah Di tengah kekacauan ekonomi itu, muncullah Gerakan Aku Cinta Rupiah (GACR). Advokat senior Amir Syamsuddin dan kawan-kawannya mencetuskan GACR di Jakarta pada Desember 1997. Amir Syamsuddin mengajak kolega-koleganya dari kalangan advokat, pengacara praktik, juga pengusaha untuk ramai-ramai menjual dolar dan mengambil rupiah.
Inspirasi Amir datang dari gerakan serupa yang lebih dulu terjadi di Korea Selatan. “Saya terharu melihat pelajar di Korea Selatan, yang meski hanya mempunyai beberapa dollar, rela melepas dollar itu, sebagai lambang kecintaan pada mata uangnya, won,” ujar Amir Syamsuddin sebagaimana dikutip harian Kompas (18/12/1997).
Gerakan moral itu kian populer kala Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut menukarkan simpanan dolar miliknya di Bank Bumi Daya (BBD) Jakarta. Putri tertua Soeharto yang juga Ketua DPP Golkar itu sebelumnya telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat lebih mencintai rupiah. Ia juga mengimbau para pengusaha besar Indonesia untuk mengikuti jejaknya. Tutut merupiahkan simpanannya sekira $50.000. Saat itu kurs beli di BBD adalah Rp 6.450, sedangkan kurs jual Rp 10.150. “Saya memenuhi imbauan pemerintah agar rupiah kembali dipercaya masyarakat. Saya juga mengimbau masyarakat, khususnya para konglomerat, untuk ramai-ramai menukarkan dollarnya agar rupiah makin menguat,” kata Tutut dikutip Kompas (10/1/1998).
Sejak itu GACR bergulir ke mana-mana. Banyak kalangan yang kemudian mengikuti jejak Tutut. Seturut laporan Kompas (13/1/1998), para pewarta senior yang tergabung dalam Kelompok Editor Indonesia mengelar acara bertajuk Aku Cinta Rupiah di Lantai 4 Gedung Bank Indonesia, Jakarta, pada 12 Januari 1998. Sejumlah pewarta senior, pengusaha, birokrat, dan anggota DPR ikut dalam aksi tersebut. Total $650.000 mereka rupiahkan hari itu. Gerakan serupa juga menjalar di beberapa daerah.
Harian Kompas (14/1/1998) melaporkan, di Jawa Timur sejumlah muspida menukarkan sekitar $15.000 dengan kurs Rp 7.500 di BNI cabang Jalan Pemuda Surabaya. Gubernur Basofi Soedirman bersama Ny. Marie Basofi ikut serta menukarkan $4.200 dollar. Sementara di Semarang, istri Gubernur Jawa Tengah Ny. Soewardi menyumbangkan 700 gram emas batangan lewat Bank Pembangunan Daerah (BPD). Di saat bersamaan Gubernur Jawa Tengah Soewardi dan sejumlah pengusaha ramai-ramai menukarkan simpanan dolar mereka di bank yang sama.