INGIN DI TULIS SEBAGAI APAKAH KITA KELAK DI KITAB KEHIDUPAN KEKAL ?

Kita sebagai Orang Percaya kepada Roh Kudus yang bekerja sekarang ini wajib hidup sebagaimana Kristus pernah hidup menjadi manusia (daging). Wajib memikirkan hal ini, karna kita sadari hidup kekal bukan ketika kita di dunia ini, melainkan ketika jasad tubuh kita tak lagi bernyawa.

Dunia, merubah semua Kebenaran ini menjadi sebuah pembenaran.

Konsep ‘KEBENARAN BUKAN PEMBENARAN” inilah yang harus kita teladani dalam menjalani kehidupan di kota besar yang persaingan ekonomi nya begitu sengit. Kita tidak lagi bersaing dengan orang di luar rumah, ajaran dan didikan di rumah sudah mengharuskan kita bisa sukses satu sama yang lain.

Sehingga diantara saudara sekandung, ketika mulai berumah-tangga yang tadinya benar sebagai saudara tak lagi seperti itu.

Tidak sedikit antar saudara kandung harus menjadi musuh (perang dingin), karena mulai berlakunya hukum perhitungan. Ini yang menjadikan pribadi lepas pribadi semakin kehilangan kekuatan untuk menjaga nama baik keluarga.

Belum lagi bicara soal surga, yang dimana disana hanya terdapat orang-orang yang setia kepada Kebenaran. Tentu setia kepada kebenaran surgawi jadi sasaran empuk oleh mereka yang hidup dalam pembenaran (logika). Karena di dunia lebih berlaku hukum logika.

Lalu bagaimana kita Orang Percaya menyikapi ini semua ? Bagaimana kita bisa bertahan hidup tanpa menjadi batu sandungan ? Bagaimana kita hidup di dunia bisa menjadi penyaluran berkat ? Bagaimana hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain?  Sedangkan hidup di dunia kalau tidak mengikuti arus akan tertinggal bahkan beresiko kehilangan mata pencaharian?

Memang hidup sebagai manusia tidak semudah mengucapkan: “Hiduplah sebagaimana Kristus pernah hidup”

Disinilah kita Orang Percaya, wajib memiliki hubungan intim kepada Tuhan Yesus Maha Esa. Kita dapat mencontoh rekam jejak Tuhan YME ketika hidup di bumi, dengan Roh Kudus. Sehingga selalu beruntung.

Karena dunia penuh dengan si jahat. Bumi di kuasai oleh negativ.

Mustahil kita bisa beruntung tanpa ada Roh Tuhan di dalam diri kita. Keberuntungan yang benar bukan dari dunia, melainkan Roh Tuhan lah yang menjadikan kita selalu beruntung. Karena jelas, Tuhan YME mengatakan; orang bodoh saja bisa pintar walau tanpa mengenyam pendidikan, ketika orang bodoh tersebut hidup di dalam ke kudusan standar Tuhan YME.

Dari situlah kita kelak, akan menemukan jawaban dari judul tulisan ini.

Ingin di tulis sebagai siapa kah saya kelak ketika hidup di surga kekal ? Apakah kita minimal di akui sebagai anak cucu Abraham, sebagai bintang di langit atau pasir di laut ?

Mari kita renungkan …