Insinyur Joko Widodo bukan satu-satunya orang yang harus di acungi jempol dan di ikuti kemana dia pergi. Karena beliau yang sekarang ini masih menjabat sebagai seorang panglima tertinggi yang adalah sekaligus Presiden hanyalah menjalankan amanah dari rakyat.
Andy Roganda yang di kenal dengan #abdirakyat yang juga sebagai Owner dari Indonesian Papers mengutarakan bahwa Ir Joko Widodo adalah manusia biasa sama dengan mantan presiden yang pernah menjabat sebelumnya. Hanya saja perbedaannya, beliau tidak menggunakan kesempatan 10 tahun menjabat untuk melebihkan 1 lubang pun pada tali pinggangnya.
Kebanyakan orang ketika sudah menjabat mereka sibuk di urusan pakaian karna kaget tidak biasa menerima kenyataan.
Inilah yang perlu menjadi contoh dalam hal memilih calon presiden nantinya. Yakni pemilihan karakter. Yang terpenting setelah itu adalah tentang keperduliannya terhadap lawan. Calon pemimpin nasional pantang untuk mendoakan lawan supaya jatuh menderita.
Jika ada calon pemimpin yang berdoa mendoakan lawannya supaya jatuh dan binasa, sebaiknya segera di ganti. Karena bukan berkah yang akan datang pada gerbong tersebut melainkan kutuk.
Seorang Ir Joko Widodo tidak pernah mengucapkan doa kebinasaan untuk musuhnya. Beliau malah santuy merajuk lawan-lawannya untuk duduk bersama. Karena beliau sadar betul, tidak ada kawan yang abadi kecuali Nabi Muhamad & ALLAH SWT. Inilah yang harus di gugu dan di tiru.
Embah dari Jan Etes ini pun tidak pernah menjilat siapapun dalam melaksanakan kepemimpinannya. Yang beliau tau adalah Rakyat status tertinggi di atas beliau. Oleh karena itulah, beliau sangat menjunjung tinggi kepentingan rakyat dari pada partai politik yang mendukungnya.
Suami dari ibu negara Iriana ini sejak awal sudah di kenal dengan gebrakan-gebrakan nya. Seperti waktu penyadapan di kasus Freeport. Jelas sama-sama seluruh anak bangsa menyaksikan bahwa Ketum Partai nya pun di lawan. Melawan untuk kepentingan rakyat. Maka rakyat harus memilih calon presiden yang memang betul-betul pro pada rakyat.
Masalah tentang hobi nonton film dewasa dari salah satu paslon jangan di jadikan syarat utama penolakan. Karena ada pula paslon lain yang waktu latihan perang malah membawa buku-buku dan majalah dewasa di tengah hutan. Hobi menonton film dewasa bersama pasangan atau sendirian adalah urusan pribadi. Karena banyak yang tidak suka nonton malah jadi pelaku utama menodai rakyatnya sendiri. Menonton film dewasa atau mengoleksi majalah dewasa jika sesuai peruntukan dalam menjaga hubungan suami istri tidak dapat di salahkan begitu saja.
Rakyat harus bijak dalam memilih pasangan calon, tidak perlu gedebak-gedebuk. Santuy saja. Biarkan timses dan relawan partai yang sibuk.
Di hari H rakyat hanya perlu mencoblos partai mana yang sebelumnya terbukti membela kepentingan rakyat. Kalau soal korupsi, memang sudah berakar. Semua hanya janji politik. Adapun yang di bongkar itu hanya untuk menjatuhkan lawan politik. Jadi rakyat sebaiknya menghindari pemimpin yang menjual akan menghukum mati koruptor. Kecuali sebelum pemilu nanti di 2024, partainya menyetujui UU Perampasan Aset Koruptor. Korupsi biarkan saja, dengan catatan tidak ada lagi rakyat yang hidup terlantar di jalan-jalan atau di kolong jembatan.