Hal lain yang juga menjadi sorotan Komisi X dari pelaksanaan PON XXI, lanjut Rosi, yakni mengenai kondisi venue acara yang masih belum rampung sepenuhnya. “Kondisi beberapa venue masih ada yang belum selesai. Bulan Agustus lalu kita ke sana dan memang gedung olahraganya itu masih belum selesai, baru separuhnya. Kita sempat meeting waktu itu dan dari pihak kontraktor menyanggupi bahwa dia akan melaksanakan pekerjaan ini tepat pada waktunya dengan mengandalkan tenaga pekerjanya secara full 1×24 jam terbagi dalam tiga shift. Saya bilang yang penting bisa dipakai, tapi ternyata masih banyak yang belum terealisasi,” tandasnya.
Ia berharap, penyelenggaraan PON XXI ini dapat dijadikan pembelajaran bagi pelaksanaan PON kedepannya agar tidak terulang lagi persoalan yang sama seperti yang terjadi pada tahun ini.
“Kita berharap PON ini menjadi evaluasi bagi PON – PON berikutnya. Sama dengan PON Papua lalu, kebetulan saya lama di Papua dan tempat tinggal saya menjadikan tempat Pusat KONI Kalsel pada waktu itu, di sana juga setelah selesainya PON ada hal-hal juga yang menjadi PR daripada Menpora. Ada permasalahan pembayaran, ada banyak sekali venue-venue yang terlantar dan itu semua memakai uang negara. Jadi saya berharap dalam melaksanakan PON kedepannya betul-betul kita melihat dengan seksama. Mungkin tidak usah lagi membangun gedung olahraga yang megah-megah dan setelah selesai PON venue-nya itu tidak terpakai lagi,” tutur Rosi.