TOKOH LEGENDARIS DARI TANAH BETAWI

Kemampuan bela diri Si Pitung pada akhirnya membuat waswas para tuan tanah di Batavia. Kemudian sekitar tahun 1892 Si Pitung melakukan aksi perampokan yang cukup menggemparkan Batavia. Bahkan aksi perampokan tersebut menyebar luas sampai dimuat dalam surat kabar Hindia Olanda pada 10 Agustus 1892.
kabarnya rumah yang dirampok itu merupakan kediaman Hadji Sapiudin yaitu tuan tanah asal Bugis, Sulawesi Selatan.

Peristiwa ini bukanlah terjadi satu-dua kali. Pitung kerap merampok rumah tuan tanah lain untuk mengambil hasil rampasan mereka dan membagikannya kembali ke warga miskin.

Hampir semua tuan tanah sudah mengenal Si Pitung bahkan ketika mereka mengalami perampokan, sehingga namanya selalu diincar dan diburu polisi. Pada tahun 1892 Si Pitung dikenal pada sebagai “Wan Bitoeng”, “Pitang”, kemudian menjadi “Si Pitoeng” (Hindia Olanda 28-6-1892:3; 26-8-1892:2)

Si Pitung juga dianggap pemberontak sehingga orang-orang Belanda ingin dirinya ditumpas seakan-akan mereka ini tidak bergerak bebas dalam menindas orang-orang kecil.

Sampai pada akhirnya Si Pitung benar-benar tewas tertembak peluru emas milik kepala kepolisian karesidenan Batavia Adolf Wilhelm Verbond Hinne atau masyarakat di Batavia lebih mengenalnya tuan Schout Hinne.

Meninggalnya Si Pitung meninggalkan duka mendalam bagi warga Betawi karena sosoknya dikenal sebagai pahlawan dalam membantu rakyat kecil melawan kesewenang – wenangan tuan tanah Belanda. Berita meninggalnya Si Pitung pun tidak luput dari pemberitaan, seperti dilaporkan dalam Hindia Olanda edisi 16 Oktober 1893.